Bunda, apakah ilmumu hari ini? Sudahkah
kau siapkan dirimu untuk masa depan anak-anakmu? Bunda, apakah kau sudah
menyediakan tahta untuk tempat kembali anakmu? Di negeri yang Sebenarnya. Di
Negeri Abadi? Bunda, mari kita mengukir masa depan anak-anak kita. Bunda, mari
persiapkan diri kita untuk itu.
1. Hal pertama Bunda, tahukah dikau bahwa
kesuksesan adalah cita-cita yang panjang dengan titik akhir di Negeri Abadi?
Belumlah sukses jika anakmu menyandang gelar atau jabatan yang tertinggi, atau
mengumpulkan kekayaan terbanyak. Belum Bunda, bahkan sebenarnya itu semua tak
sepenting nilai ketaqwaan. Mungkin itu semua hanyalah jalan menuju ke Kesuksesan
Sejati. Atau bahkan, bisa jadi, itu semua malah menjadi penghalang
Kesuksesan Sejati.
Begitulah Bunda, hidup ini hanya
kesenangan yang menipu, maka janganlah tertipu dengan tolok ukur yang semu.
Pancangkanlah cita-cita untuk anak-anakmu di Negeri Abadi, ajarkanlah mereka
tentang cita-cita ini. Bolehlah mereka memiliki beragam cita-cita dunia, namun
janganlah sampai ada yang tak mau punya cita-cita Akhirat.
1. Kedua, setelah
memancangkan cita-cita untuk anak-anakmu, maka cobalah memulai memahami
anak-anakmu. Ada dua hal yang perlu kau amati:
Pertama, amati sifat-sifat
khasnya masing-masing. Tidak ada dua manusia yang sama serupa seluruhnya. Tiap
manusia unik. Pahami keunikan masing-masing, dan hormati keunikan pemberian
Allah SWT.
Yang kedua, Bunda, fahami di
tahap apa saat ini si anak berada. Allah SWT mengkodratkan segala sesuatu
sesuai tahapan atau prosesnya.
Anak-anak yang merupakan amanah pada kita ini, juga dibesarkan dengan tahapan-tahapan.
Anak-anak yang merupakan amanah pada kita ini, juga dibesarkan dengan tahapan-tahapan.
Tahapan sebelum kelahirannya merupakan alam
arwah. Di tahap ini kita mulai mendidiknya dengan kita sendiri
menjalankan ibadah, amal ketaatan pada Allah dan juga dengan selalu menjaga
hati dan badan kita secara prima. Itulah kebaikan-kebaikan dan pendidikan
pertama kita pada buah hati kita.
Pendidikan anak dalam Islam, menurut
Sahabat Ali bin Abitahalib ra, dapat dibagi menjadi 3 tahapan/ penggolongan
usia:
- Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun.
- Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 s/d 14 tahun.
- Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat) kira-kira mulai 14 th ke atas.
Ketiga tahapan pendidikan ini mempunyai
karakteristik pendekatan yang berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian
anak yang sehat. Begitulah kita coba memperlakukan mereka sesuai dengan
sifat-sifatnya dan tahapan hidupnya.
3. Hal ketiga
adalah memilih metode pendidikan. Setidaknya, dalam buku
dua orang pemikir Islam, yaitu Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) dan
Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam), ada lima Metode Pendidikan
dalam Islam.
Yang pertama adalah melalui Keteladanan
atau Qudwah, yang kedua adalah dengan Pembiasaan atau
Aadah, yang ketiga adalah melalui Pemberian Nasehat atau Mau’izhoh,
yang keempat dengan melaksanakan Mekanisme Kontrol atau
Mulahazhoh, sedangkan yang terakhir dan merupakan pengaman hasil
pendidikan adalah Metode Pendidikan melalui Sistem sangsi atau
Uqubah.
Bunda, jangan tinggalkan satu-pun dari
ke lima metode tersebut, meskipun yang terpenting adalah Keteladanan (sebagai metode yang
paling efektif).
4. ke
empat adalah Isi Pendidikan itu sendiri. Hal-hal
apa saja yang perlu kita berikan kepada mereka, sebagai amanah dari Allah SWT.
Setidak-tidaknya ada 7 bidang. Ketujuh Bidang Tarbiyah Islamiyah tersebut adalah: (1) Pendidikan Keimanan (2) Pendidikan Akhlaq (3) Pendidikan Fikroh/ Pemikiran (4) Pendidikan Fisik (5) Pendidikan Sosial (6) Pendidikan Kejiwaan/ Kepribadian (7) Pendidikan Kejenisan (sexual education). Hendaknya semua kita pelajari dan ajarkan kepada mereka.
Setidak-tidaknya ada 7 bidang. Ketujuh Bidang Tarbiyah Islamiyah tersebut adalah: (1) Pendidikan Keimanan (2) Pendidikan Akhlaq (3) Pendidikan Fikroh/ Pemikiran (4) Pendidikan Fisik (5) Pendidikan Sosial (6) Pendidikan Kejiwaan/ Kepribadian (7) Pendidikan Kejenisan (sexual education). Hendaknya semua kita pelajari dan ajarkan kepada mereka.
5. Ke lima, kira-kira gambaran pribadi
seperti apakah yang kita harapkan akan muncul pada diri anak-anak kita
setelah hal-hal di atas kita lakukan? Mudah-mudahan seperti yang ada dalam
sepuluh poin target pendidikan Islam ini:
Selamat aqidahnya, Benar ibadahnya, Kokoh akhlaqnya, Mempunyai kemampuan untuk mempunyai penghasilan, Jernih pemahamannya, Kuat jasmaninya, Dapat melawan hawa nafsunya sendiri, Teratur urusan-urusannya, Dapat menjaga waktu, Berguna bagi orang lain.
Selamat aqidahnya, Benar ibadahnya, Kokoh akhlaqnya, Mempunyai kemampuan untuk mempunyai penghasilan, Jernih pemahamannya, Kuat jasmaninya, Dapat melawan hawa nafsunya sendiri, Teratur urusan-urusannya, Dapat menjaga waktu, Berguna bagi orang lain.
Insya Allah, Dia Akan Mengganjar kita
dengan pahala terbaik, sesuai jerih payah kita, dan Semoga kita kelak bersama
dikumpulkan di Negeri Abadi. Amin. Wallahua’lam, (SAN)
Catatan:
- Lima Poin Pendidikan Anak: -1.Paradigma sukses-2.Mengenal Tahapan dan Sifat-3.Metode-4.Isi-5.Target.
- Buku Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) diterjemahkan dengan judul “Sistem Pendidikan Islam” terbitan Al-Ma’arif Bandung, dan buku Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam) diterjemahkan dengan judul Pendidikan Anak Dalam Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar