Cerdas
atau berakal dalam Al Qur’an adalah ketika berpadunya pikir dengan dzikir dalam
diri seorang muslim sejati. Pikir adalah kerja otak dan dzikir merupakan kerja
hati, hati yang sehat dan hidup yakni selalu ingat kepada Allah SWT.
Didalam
Al Qur’an penyebutan kata berakal atau berfikir tersebar tidak kurang dalam 19
ayat, Seperti Firman Allah SWT dalam QS.Ar Ra’d ayat : 19
” Adakah orang yang mengetahui
bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan
orang yang buta? hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran”
Ternyata
orang-orang yang berakal bukanlah orang-orang yang hanya mengandalkan pikir
otak saja. Bahkan orang-orang yang hanya mau menggunakan pikir saja tanpa
menggunakan hati bisa disebut sebaliknya yakni orang yang bodoh. Dan
kedudukan manusia yang mengedepankan logika pikir saja ternyata hanya
berselisih sedikit dengan seekor hewan ternak.
“atau
Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. mereka
itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
jalannya (dari binatang ternak itu)” QS. Al Furqan :44
Seseorang
yang hatinya tidak hidup, akan sangat kesulitan dalam mengendalikan pikir.
Faktanya adalah banyak sekali orang-orang yang pintar menggunakan otak tetapi
tidak mau menggunakan hati. Yang terjadi adalah mereka selalu melogika apa yang
dia lihat dan ucapkan.
- “Dimanakah Allah, bukankah bumi ini berputar dengan sendirinya, sebagai bagian dari hukum alam?”
- “Jangan berkhayal, apakah mungkin tulang-belulang (andai tersisa) dari seorang manusia bisa hidup kembali bahkan berkumpul di suatu padang keadilan?”
- “Lia eden itu sama dengan Nabi Muhammad lho, sebab ketika awal berdakwah mendapat tantangan dahsyat dari umat”"
- “Porno atau tidak itu sangat relatif, sebab sangat tergantung dari apa yang terpikir dalam otak manusia nya masing-masing”
- “Kerudung (jilbab) itu bagian dari budaya, jadi bukanlah suatu keharusan..yang penting tetap sopan”
- “Kebohongan yang kita lakukan ini boleh dilakukan yang penting demi kemaslahatan orang banyak..”
- “Lebih baik bapak dan ibu kita pindahkan dipanti jompo saja, selain lebih terawat maka akan lebih senang karena berkumpul dengan orang-orang yang sama dan sebaya..”
Itulah
beberapa ungkapan dan masih banyak sekali yang lain. Yang menunjukkan sebuah
pola pikir pinter yang tidak padu dengan hati yang hidup sehingga menjadi
keblinger.
Realita
di masyarakat yang terjadi adalah danya manusia yang secara pikir ‘lebih
pandai’ tetapi hatinya tidak hidup. Atau orang dengan kemampuan berpikir
‘kurang’ tetapi hatinya tetap hidup. Nah inilah yang lebih baik dan
selamat. Idealnya sih seseorang dikaruniai kecerdasan otak yang handal tetapi
hatinya juga hidup, selalu ingat kepada Allah SWT, dan itulah yang paling baik.
Tetapi
akan menjadi sangat berbahaya, ketika manusia yang moncer dengan otaknya tetapi
hatinya tidak tersentuh atau terbimbing nilai-nilai agama. Contoh yang terjadi
adalah jika mereka menempati posisi lebih tinggi dalam masyarakat, akan
menindas dan juga mengakali/minteri orang-orang yang bodoh dan lemah
dalam kekuasaanya.
Ini
berbeda dengan orang yang secara kekuatan otak minim dan hatinyapun jauh dari
Allah SWT. Efeknya bagi manusia lain tidak akan secelaka yang dilakukan orang
yang pintar minus moral.
Kasus
Century yang telah selesai memasuki babak final (dan belum selesai) sebenarnya
tidak perlu menunggu berlarut-larut andaikan orang-orang yang pandai (secara
pikir) itu tidak goroh (bohong) dari awal. Dana trilyunan milik rakyat
yang dikeluarkan secara bermasalah ini, harus meminta tambahan milyaran rupiah
lagi untuk mendanai operasional pansus dalam mengusut kasus ini. Dan hasilnya
adalah …. (belum jelas juga) baru sebatas menyimpulkan apakah ini kasus
kejahatan atau bukan kejahatan.
مَا ذِئْبَانِ
جَائِعَانِ اُرْسِلاَ فِى غَنَمٍ بِاَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ اْلمَرْءِ عَلَى اْلمَالِ وَ الشَّرَفِ لِدِيْنِهِ. الترمذى
“Kerusakan
agama seseorang yang disebabkan oleh sifat thama’ dan rakus terhadap harta dan
kedudukan lebih parah daripada kerusakan yang timbul dari dua serigala yang
lapar yang dilepaskan dalam rombongan kambing”. [HR. Tirmidzi]
Resiko
yang didapati ketika mata (dari kepala) seseorang buta hanya akan
menendang/menabrak disekitarnya. Tidak seberapa dibandingkan dengan butanya
hati yang ada pada seseorang, karena akan memberikan mudhorot yang lebih hebat
sehingga dimurkai Allah SWT karena telah mendholimi dirinya dan orang-orang
banyak disekitarnya.
Menjadi Muslim yang paling Cerdas
عَنِ ابْنِ عُمَرَ
رض قَالَ: اَتَيْتُ النَّبِيَّ ص عَاشِرَ عَشْرَةٍ فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ فَقَالَ: يَا نَبِيَّ اللهِ، مَنْ اَكْيَسُ النَّاسِ وَ اَحْزَمُ النَّاسِ؟ قَالَ: اَكْثَرُهُمْ ذِكْرًا لِلْمَوْتِ، وَ اَكْثَرُهُمْ اِسْتِعْدَادًا لِلْمَوْتِ، اُولئِكَ اْلاَكْيَاسُ ذَهَبُوْا بِشَرَفِ الدُّنْيَا وَ كَرَامَةِ اْلآخِرَةِ. ابن ابى الدنيا فى كتاب الموت و التطبرانى فى الصغير باسناد حسن، و البيهقى فى الزهد، و لفظه: اَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ ص: أَيُّ اْلمُؤْمِنِيْنَ اَفْضَلُ؟ قَالَ: اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ: فَاَيُّ اْلمُؤْمِنِيْن اَكْيَسُ؟ قَالَ: اَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَ اَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اِسْتِعْدَادًا، اُولئِكَ اْلاَكْيَاسُ.
Dari
Ibnu ‘Umar RA ia berkata : Saya datang kepada Nabi SAW, kami serombongan
sebanyak sepuluh orang. Kemudian ada seorang laki-laki Anshar bertanya, “Wahai
Nabiyallah, siapa orang yang paling cerdas dan
paling teguh diantara manusia ?”. Nabi SAW bersabda, “Orang yang paling
banyak mengingat mati diantara mereka dan orang yang paling banyak
mempersiapkan bekal untuk mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas,
mereka pergi dengan membawa kemulyaan dunia dan kemulyaan akhirat”. [HR. Ibnu
Abid-Dunya di dalam kitabul-Maut. Thabrani di dalam Ash-Shaghir dengan sanad
hasan. Dan Baihaqi juga meriwayatkan di dalam kitabuz-Zuhud, dengan lafadh] :
Sesungguhnya ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, “Siapa diantara
orang-orang mukmin itu yang lebih utama ?”. Nabi SAW menjawab, “Orang yang
paling baik akhlaqnya diantara mereka”. Orang tersebut bertanya lagi, “Siapakah
diantara orang-orang mukmin yang paling cerdas/cerdik ?”. Nabi SAW menjawab,
“Orang yang paling banyak ingat mati diantara mereka, dan orang yang paling
baik persiapannya untuk kehidupan selanjutnya. Mereka itulah orang-orang yang
cerdas”.
Dari
sebuah hadist diatas terjawab sudah, siapa sih yang disebut muslim yang cerdas
itu?
- Orang yang paling banyak mengingat mati
- Orang yang paling banyak mempersiapkan bekal untuk kehidupan selanjutnya.
Alangkah
indahnya ketika karunia kepandaian otak dalam diri manusia dipadukan dengan
hati yang selalu dzikir. Dia pasti akan mengoptimalkan segala daya kemampuan
yang ada pada dirinya demi mencapai tujuan-tujuan yang lebih kekal sesudah
hidup didunia ini.
Mereka
gunakan kepintarannya untuk mengajak manusia lain untuk menuju jalan yang
lurus, kualitas iman dan taqwa akan semakin tebal ketika melihat dan mampu
menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan akan semakin merasa kecil
dan lemah karena pada dasarnya ilmu yang ada pada dirinya tidaklah lebih dari
tetesan ujung kuku dari lautan ilmu yang dimiliki Allah SWT.
Mustinya
kita selalu malu kepada Allah SWT, sudah sangat banyak dan tidak terhitung
karunia yang diberikan tetapi kita belum bisa optimal dalam tugas menghambakan
diri kepada-Nya. Dengan menjaga kepala ini terhadap apa yang
dipikirkan,dimasukan dan dikeluarkanya serta menjaga perut ini dan apa yang
dihimpunnya.
Semoga
bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar